Dalam permainan tenis, pukulan groundstroke adalah salah satu teknik dasar namun krusial. Groundstroke adalah pukulan yang dilakukan setelah bola memantul di lapangan, biasanya dalam bentuk forehand (pukulan dari sisi dominan) atau backhand (pukulan dari sisi sebaliknya). Ini adalah senjata utama dalam reli panjang dan dapat menentukan dominasi permainan dari garis belakang.
Namun, groundstroke yang benar-benar kuat dan efisien tidak hanya berasal dari teknik memegang raket atau gerakan tangan. Di balik pukulan bertenaga, ada sistem kerja tubuh yang saling terhubung dan dilatih secara khusus. Inilah yang menjadi fokus dari Dean Hollingworth—pakar kebugaran tenis kelas dunia yang telah melatih atlet dari level ITF hingga Grand Slam.
Kekuatan Berawal dari Tubuh Bawah
Dean menekankan pentingnya kekuatan tubuh bagian bawah. Kaki yang kuat bukan hanya menopang gerakan, tapi menjadi sumber utama tenaga yang mengalir dalam kinetic chain—rangkaian gerakan berurutan dari bawah ke atas. Saat melakukan forehand atau backhand, kekuatan dimulai dari dorongan kaki, naik ke pinggul, badan, bahu, dan akhirnya ke raket.
Tanpa fondasi tubuh bawah yang kokoh, tenaga pukulan akan terbatas dan kontrol bola bisa berkurang.
Mobilitas Toraks: Sumber Rotasi yang Efisien
Rotasi tubuh adalah komponen penting dalam groundstroke. Namun, banyak pemain yang justru mengandalkan bahu atau punggung bawah untuk berputar. Padahal, bagian yang ideal untuk menghasilkan rotasi adalah toraks—bagian tengah tulang belakang dari leher hingga punggung bawah.
Mobilitas toraks yang baik memungkinkan rotasi optimal saat melakukan ayunan raket, sehingga menghasilkan tenaga lebih besar dan mengurangi risiko cedera, terutama di area punggung bawah.
Pendekatan Joint-by-Joint
Dalam pendekatan yang disebut joint-by-joint, setiap bagian tubuh memiliki peran spesifik—beberapa sendi dirancang untuk mobilitas, yang lain untuk stabilitas. Jika satu sendi tidak berfungsi optimal, sendi lain akan mencoba ‘menggantikannya’, dan ini bisa menyebabkan masalah.
Misalnya, jika toraks kaku, maka punggung bawah cenderung harus memutar lebih banyak dari semestinya. Ini berpotensi menimbulkan ketegangan atau cedera dalam jangka panjang.
Latihan dengan Medicine Ball
Untuk membangun kekuatan fungsional yang sesuai dengan kebutuhan tenis, Dean merekomendasikan latihan menggunakan medicine ball. Alat ini efektif untuk melatih ledakan tenaga, koordinasi tubuh, dan transfer energi secara efisien dari kaki ke tangan—hal yang sangat penting dalam menghasilkan pukulan groundstroke yang tajam dan cepat.
Kesimpulan:
Groundstroke bukan sekadar teknik ayunan, melainkan hasil dari kerja sama harmonis antara kekuatan, mobilitas, dan teknik tubuh. Dengan membangun kekuatan kaki, menjaga mobilitas toraks, memahami fungsi sendi, dan melakukan latihan fungsional seperti medicine ball drills, pemain tenis bisa meningkatkan kualitas permainan mereka secara signifikan.
Komentar
Posting Komentar